Direktur Banua Institute, Muh. Fajar Minta Maaf Atas Tertundanya Diskusi Demokrasi Yang Telah Dijadwalkan Sebelumnya

Mateng, newssulawesi.com – Kegiatan diskusi demokrasi yang sebelumnya telah dijadwalkan tanggal 31 Januari 2019 akan dilaksanakan di Topoyo, Mamuju Tengah terpaksa harus ditunda. Mulyadi Prajitno sebagai keynote-speaker dari tokoh nasional yang akan mengisi diskusi tersebut tiba-tiba ada agenda yang tak kalah pentingnya dengan diskusi tersebut.

“Tepat hari Selasa tanggal 29 Januari 2019 pukul 14.02, Bang Mulyadi Prajitno, mengkonfirmasi Via Whatshap, menyampaikan bahwa beliau masih di Jakarta, dan ada urusan mendadak terkait urusan kementerian yang menaungi Perusahaan BUMN tempat beliau menjadi Komisaris,” kata Direktur Banua Institute, Muh. Fajar.

Menurut Fajar, Mulyadi Prajitno sebelumnya mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah menyusun schedule kegiatan diskusi tersebut dan tidak ada jadwal yang bertabrakan, namun tiba-tiba ada perombakan direksi di kementerian tersebut, sehingga jabatan komisaris tentu harus ada, karena hal tersebut, pemberangkatan beliau ke Mamuju Tengah harus tertunda.

“Sebenarnya, beliau sudah memasukkan kedalam schedulenya, bahkan nyaris detail, hingga ke soal waktu penerbangan yang akan ditempuh hingga sampai di bandara Tampa Padang Mamuju, bahkan beliau sudah mengirim materi diskusi dalam bentuk power point kepada panitia dari Banua Institute sebagai pelaksana”. Ungkap Fajar kepada media.

lanjut fajar, tanggal 24 Januari kemarin, Bang Mulyadi sebagai Narasumber/Keynote-speaker, sudah mengirim slide materi nantinya, bahkan undangan sudah kami sebar, namun karena beliau tiba-tiba harus kembali ke-Jakarta memenuhi panggilan dari Kementerian di jakarta yang sebelumnya beliau sudah berada di Bandung untuk berangkat ke-Makassar dan terus ke Mamuju.

“kegiatan diskusi demokrasi yang dipelopori oleh Banua Institute yang awalnya dijadwalkan akan dimulai pada 31 Januari 2019 secara Roadshow di enam kabupaten yang ada di Sulawesi Barat dan berawal di kabupaten Mamuju Tengah terpaksa harus tertunda. Olehnya itu, atas nama Banua Institute, memohon maaf yang sebesar-besarnya,” tutup Fajar. (*)