Ali Baal Semuanya Harus Bersinergi dan Satukan Visi Lawan Covid-19


Mamuju-Newssulawesi.com – Dalam rangka penguatan sistem cegah penyebaran Covid -19, Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar didampingi Sekprov Sulbar Muhammad Idris, menggelar rapat terbatas dengan para bupati/wakil bupati se-Sulbar melalui Video Conference (VC), Selasa (24/03).

Kegiatan tersebut berlangsung di ruang Oval Kantor Gubernur Sulbar dan sebagai tindak lanjut dari rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo melalui VC.
Dalam arahannya, Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengemukakan, dalam memerangi Covid-19 terdapat 10 poin yang harus menjadi fokus perhatian bersama, yakni para bupati beserta jajaran kiranya dapat membangun koordinasi yang baik ke seluruh jajaran dalam rangka membentuk gugus tugas untuk menjaga pintu masuk perbatasan antar provinsi, disertai alat pengukur suhu badan dan alat lainnya, melakukan Sosial Distancing (menjaga jarak) dan tidak berkumpul ditempat umum, melibatkan ASN dan para pelajar agar bekerja dan belajar di rumah.

Kemudian, melakukan penyemprotan disinfektan diberbagai tempat umum dan tempat keramaian seperti pasar, kantor dan tempat hiburan, melakukan penutupan jalan masuk kota dan dibuka pada pukul 22.00 wita, melakukan skrening dan disenteksi di bandara, terminal dan pelabuhan, melakukan penguatan sistem tangkal dan pengawasan atau memonitor secara berskala terkait data perkembangan warga masyarakat Daftar Pemantauan Orang (DPO) dan Orang Dalam Perantauan ( ODP ) dan Positif Covid sejak 31 Maret 2020, menjaga kestabilan bahan pokok bagi warga masyarakat dan melakukan sosialisasi data kesehatan dengan melibatkan sektor terkait.
“Semuanya harus bersinergi serta harus menyatukan visi untuk melawan virus mematikan yang telah banyak memakan korban. Harapan kita agar betul-betul kita dapat melaksanakan semua ini dengan disiplin, baik masyarakat dan Pemda terkait, mumpun kita masih zero Covid-19,” ucap Ali Baal.

Pada kesempatan itu, Ali Baal kembali mengingatkan, “kiranya para bupati dapat terus memberikan sosialisasi tentang Virus Corona dan cara pencegahannya.
Disampaikan, kegiatan tersebut perlu dilakukan untuk memutuskan rantai penyebaran Covid -19, sehingga Sulbar benar-benar aman hingga wabah tersebut berakhir,” ungkapnya.

Ali Baal menuturkan, “saat ini pemerintah daerah khususnya bagi Pemprov Sulbar memiliki sejumlah keterbatasan dalam penanganan Covid-19, yaitu logistik untuk pemeriksaan laboratorium, masih minimnya Alat Pelindung Diri (APD), masker dan Hand senitazer, minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dibidang ahli paru, radiologi, serta minimnya pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibidang kesehatan,” tuturnya.

Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni mengatakan, dokter dan perawat merupakan garda terdepan dalam menangani berbagai penyakit termasuk Virus Corona yang sangat mengancam jiwa, baik pasien maupun tenaga medis itu sendiri, sehingga menurutnya diperlukan keseriusan dalam mendukung kerja tenaga medis, salah satunya tentang pengadaan Alkes berupa APD.
“Tenaga medis kita banyak tenaga kontrak dan telah banyak dokter yang telah meninggal, begitupun tenaga medis kita yang kewalahan dan yang banyak membantu kebanyakan tenaga PTT sehingga kiranya kepada Gubernur Sulbar dapat mengusulkan ke Presiden agar tenaga PTT dapat diangkat menjadi PNS, ” harap Aras.

Wakil Bupati Polewali Mandar, Muh. Natsir Rahmat menyampaikan, Pemkab Polewali Mandar telah telah melakukan berbagai upaya untuk penanganan penyebaran Covid-19, diantaranya pemembentuk gugus tugas berdasarkan perintah Gubernur Sulbar, penetapan status siaga bencana Covid-19, menertibkan kerja para ASN untuk bekerja di rumah, dan melakukan sosialisasi tentang dampak virus corona.
“Upaya pencegahan mitigasi bencana covid-19, kita melakukan pengukuran suhu tubuh, penghentian aktivitas umum semantara, dan menutup aktifitas di pasar raya,” kata Natsir.

Bupati Mamasa, Ramlan Badawi mengemukakan, Pemkab Mamasa telah menerapkan penyemprotan pencegahan covid-19 secara maksimal.
Melalui kesempatan itu, Ramlan, menyampaikam usulan kepada Gubernur Sulbar agar kiranya Pemprov Sulbar dapat memberikan himbau ditiap kabupaten untuk memperketat skrening antar kabupaten, sehingga memperkecil peluang penyebaran covid-19.
Terkait kurangya peralatan, Ramlan menyatakan, kiranya bisa mendapatkan solusi tercepat, sebab logistik harus betul-betul diperkuat agar dapat mencegah masuknya covid-19.

Wakil Bupati Majene Lukman, juga mengatakan, Pemkab Majene telah mengeluarkan informasi tentang Virus Corona menjadi siaga bencana. Olehnya itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan, seperti penyemprotan disinfektan di tempat umum, meliburkan anak sekolah selama 14 hari, membetuk posko induk, serta mengadakan penyuluhan di desa-desa dengan melibatkan seluruh unsur stakeholder terkait.

Lukman berharap, Pemprov Sulbar dapat menyiapkan RSU rujukan, sebab jika ada warga yang positif Covid-19 dapat segera tertangani dengan baik.
Ia menambahkan, kendala yang dihadapi di Majene saat ini, adalah kekurangan bahan pokok berupa gula, sehingga merembes pada sembako.
Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa mengemukakan, pihaknya sudah menggelar penjagaan diperbatasan dengan menempatkan tenaga medis dan unsur lainnya untuk bertugas.
Pada kesempatan itu, Agus meminta kepada Pemprov Sulbar, kiranya dapat mengajukan permohonan kerja sama kepada Pemda Sulteng untuk membangun rumah isolasi bagi masyarakat Sulbar di Sulteng, mengingat jarak dari Pasangkayu ke Ibu Kota Sulbar lebih jauh jika dibandingkan ke Kota Palu.
Agus membeberkan, Palu sudah memperketat perbatasan, dan menutup jalan masuk ke Sulteng dan begitupun bagi Pemkab Pasangkayu. Olehnya itu, menurutnya hal tersebut kiranya perlu diseragamkan, sehingga masyarakat tidak lagi berkumpul di Pasangkayu.
“Kami berharap bapak gubernur dapat memberikan himbau kesetiap kabupaten yang ada agar dapat menerapkan pola yang serupa, ” ucap Agus.

Bupati Mamuju, Habsi Wahib menyampaikan, pihaknya telah menindaklanjuti surat presiden dan gubernur dimulai 4 maret lalu, dengan segera melakukan rapat koordinasi dalam rangka membicarakan peralatan pencegahan dan tindak lanjut pembentukan tim dalam penanganan covid-19,
“Hasil rapat kami melakukan aksi lapangan tepatnya pada 19 Maret terkait kedatangan dari jemaah di Pakkatto, melakukan penyemprotan disinfektan dan sosialisasi tentang bahaya Covid-19, serta cara mencuci tangan yang benar begitupun penggunaan hand sanitezer, sedangkan ditempat umum kami melakukan penyemprotan disinfektan di pasar dan kantor,” Habsi membeberkan. (**)