Dinas Trantib dan Damkar Gelar Simulasi Penanganan Kebakaran
Mateng, newssulawesi.com – Dinas Ketentraman Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat dan Pemadam Kebakaran (Trantib dan Damkar) kabupaten Mamuju Tengah gelar simulasi penanganan kebakaran yang diakibatkan oleh kompor gas dengan tabung 3kg, di terminal Benteng, Tobadak, Mamuju Tengah, Jumat (19/10).
Asisten Bidang Pemerintahan, Ramlie Shalawat, dalam arahannya menyampaikan bahwa, meningkatnya jumlah penduduk berarti meningkat pula jumlah perumahan dan permukiman serta pembangunan fasilitas gedung baik untuk perkantoran maupun perdagangan.
“Oleh karena itu, sangatlah tepat bila ilmu pengetahuan dan strategi pemadam kebakaran dikembangkan melalui simulasi semacam ini, sebab menyangkut kepentingan masyarakat luas”. Ungkapnya
Ia juga menyampaikan bahwa, simulasi ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan kepada petugas pemadam kebakaran pada khususnya dengan pencegahan dan pemadaman kebakaran, penyelamatan jiwa dan evakuasi serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada umumnya tentang bahaya kebakaran.
“Petugas pemadam kebakaran harus memiliki kebanggaan akan profesi yang ditekuninya sekarang ini. Profesi yang menuntut profesionalisme dan kesungguhan karena di dalam profesi petugas pemadam kebakaran terkandung misi sosial kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa raga serta harta benda milik masyarakat”. Ungkap Ramlie
Sementara itu, Kepala Dinas Trantib dan Damkar Kabupaten Mamuju Tengah Muh. Samsir mengkatakan, maksud dan tujuan simulasi ini untuk memberikan pengetahuan kepada warga, khususnya kabupaten Mamuju Tengah mengenai apa yang harus dilakukan oleh warga jika mengalami peristiwa kebakaran yang diakibatkan oleh kompor dan tabung gas.
“Kegiatan simulasi penanganan peristiwa kebakaran ini sangat penting sekali untuk dilaksanakan, mengingat peristiwa kebakaran merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dan dialami langsung oleh warga masyarakat ucapnya”. Ungkap Muh. Samsir
Ia katakan, biasanya sebelum terjadinya sesuatu musibah, kebanyakan masyarakat cenderung tidak peduli atau mengabaikan hal-hal yang dapat merugikan seperti musibah kebakaran. Akan tetapi setelah adanya kejadian atau musibah, masyarakat baru menyadari dan peduli terhadap permasalahan kebakaran.
“Semakin banyak masyarakat yang tahu dan mengerti cara memadamkan api akibat dari kebakaran, diharapkan dapat memperkecil terjadinya bahaya kebakaran”.
Lanjutnya, para Pemadam Kebakaran dituntut kerja dengan penuh kedisiplinan ketekunan dan kesabaran, bisa bekerja dalam tim dengan penuh kebersamaan yang erat sekaligus membentuk jiwa yang peka dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat mengingat tugasnya adalah sebagai pelayanan publik.
(Ysn Hms/Ns)