BP-PAUD dan DIKMAS Sulbar Bekerjasama Diknas Mateng Gelar Kegiatan Kesejajaran Pengelolaan PAUD dan Dikmas
newssulawesi.com, Mateng – Dalam rangka meningkatkan kapasitas kepada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (non formal) Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (BP-PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan kabupaten Mamuju Tengah gelar kegiatan Kesejajaran Pengelolaan atau Pembinaan PAUD dan Dikmas.
Kegiatan tersebut digelar di Wisma CBB Tabolang, Jumat 10/8/2018. Dihadiri Asisten Bidang Pemerintahan kabupaten Mamuju Tengah, Muh. Ramlie Shalawat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mamuju Tengah diwakili H. Wardiman, Kasubag BP PAUD dan DIKMAS Sulawesi Barat, Muh. Ashar, Kepala BAPPEDA Mamuju Tengah, Ishaq Yunus dan pengelola PAUD se Kabupaten Mamuju Tengah.
Kepala bidang PAUD Diknas Mamuju Tengah, Da’i Sofia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan program kerjasama, BP PAUD dan DIKMAS dengan pemerintah tingkat II, dalam rangka kesejajaran pengelolaan pembinaan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat.
“Selain daripada itu, juga untuk meningkatkan kapasitas kepada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Non Formal), dalam mengimplementasikan pendidikan keluarga yang berkualitas dan berkesinambungan, untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik” ungkap Da’i Sofia
Sementara Kasubag BP-PAUD dan DIKMAS Sulawesi Barat, Muh. Ashar menuturkan, pihaknya berharap ada singkronisasi program pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta pihaknya ingin melihat program-program yang ada di Kabupaten Mamuju Tengah dalam hal ini PAUD dan Dikmas serta seberapa besar kepedulian Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Mamuju Tengah dalam hal anggaran yang digelontorkan dibidang pendidikan.
“Ini kita genjot diakibatkan karena kedepan nanti pendidikan masyarakat Formal dan Non Formal, itu tidak ada lagi perbedaan, sehingga hasil dari Paket A, B dan C, sudah setara dengan SD, SMP dan SMA,” terangnya.
Menurutnya, Pendidikan Non Formal merupakan suatu pendidikan alternatif kedepan, bila suatu masyarakat yang tidak terlayani pendidikan Formal, itu akan dilanyani dengan pendidikan Non Formal.
“misalkan mereka ada yang putus sekolah pada usia sekolah SD, SMP dan SMA, itulah yang akan kita sikapi supaya mereka bisa mendapatkan dan mengenyam pendidikan seperti dengan pendidikan Formal” ungkap Ashar.
(NS/YSN HMS)