Pemerintah Mamuju Tengah Ajak Masyarakat Pro Aktif Deteksi Penyakit TBC Sejak Dini Agar Ditanggulangi Dan Diobati Secara Gratis
Mateng, newssulawesi.com – Pemerintah saat ini berhadapan dengan persoalan kesehatan yang begitu kompleks, jika kita melihat semakin berkembang sebuah negara, komoditas penduduk semakin berkembang, pertumbuhan angka kelahiran berkembang, tehnologi juga semakin berkembang, semakin banyak juga penyakit yang ditemukan.
Ini berarti bahwa memang setiap sendi kehidupan kita, setiap dinamisasi kehidupan kita selalu diwarnai oleh ketidakseimbangan. Untuk dunia, Indonesia masuk urutan ke 3 penderita terbanyak TBC, ini sangat memprihatinkan, maka dari itu kita semua harus mempunyai peran untuk meminimalisir angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit TBC.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekkab Mamuju Tengah, H. Askary Anwar pada sambutannya di acara Launching “Program Gerakan Ketuk Pintu TBC kabupaten Mamuju Tengah” di halaman Puskesmas Tobadak, Rabu (27/03).
Menurutnya, di Mamuju Tengah ini mungkin banyak penderita TBC yang tidak terdeteksi, untuk itu pemerintah baik itu kabupaten, kecamatan maupun desa wajib memfasilitasi masyarakat untuk mendeteksi dini dan mengobati jika ada yang didapatinya.
“dulu penyakit TBC sangat susah disembuhkan namun saat ini penyakit ini dapat disembuhkan dan biaya pengobatannya gratis. Penyakit TBC ini menjadi momok bagi kita, harus kita tuntaskan makanya harus dideteksi, tolong bantu kalau ada masyarakat kita yang terdeteksi oleh penyakit TBC, dan mengajaknya untuk berobat dengan melakukan pendekatan yang humanis”. Kata Askary
Lanjutnya, kami atas nama Pemerintah menggugah kita semua untuk menggerakkan hati kita, untuk betul-betul pro aktif mencari saudara-saudara kita, Keluarga kita selamatkan mereka jangan biarkan mereka menderita seterusnya sampai meninggal karena hanya persoalan sepele, rangkullah mereka jangan sisihkan dengan pergaulan obati mereka sampai tuntas, Insya Allah daerah kita akan menjadi sebuah daerah yang sehat di berkahi oleh Tuhan yang Maha Esa, untuk itu marilah kita memeriksakan sejak dini di puskesmas maupun di Rumah Sakit, mau itu penyakit TBC atau yang lainnya.
Sementara itu Sekertaris Dinkes Kabupaten Mamuju Tengah, Hj. Nilmawiah, sampaikan, gerakan Ketuk Pintu merupakan kegiatan rutin yang dicanangkan oleh Bapak Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla, sejak tahun 2015 dalam rangka hari TBC Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 maret, dengan tema peringatan hari TBC Sedunia 2019. Adalah “Saatnya Indonesia Bebas TBC di Mulai dari Saya.
“gerakan Ketuk Pintu ini berupa kunjungan rumah yang dilakukan serentak oleh masyarakat (dalam hal ini kader TBC) serta petugas kesehatan yang bertujuan memberikan informasi mengenai TBC sekaligus melakukan skrining deteksi dini untuk menemukan orang yang terduga terkena penyakit TBC serta merujuk orang tersebut ke fasilitas kesehatan atau puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lanjut sesuai sub tema yang kita pilih di kab.mateng untuk tahin ini yakni “Ketahui Status TBC Ta’ Sekarang,” ungkap Nilmawiah
Menurtnya, gerakan ini bukan hanya mengetuk pintu rumah warga tapi juga mengetuk Hati dan Pikiran masyarakat kita secara menyeluruh sebagai upaya dalam memutuskan mata rantai penularan penyakit TBC di Mamuju Tengah, karena 1 orang penderita TBC yang tidak diobati bisa menularkan 10-15 orang kontak erat disekitarnya.
“selain itu, gerakan ini juga merupakan bentuk upaya kami dalam mencapai 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) di kesehatan, yang salah satu didalamnya SPM tertuang bahwa pelayanan orang yang terduga TBC harus sesuai standar”. Terang Nilmawiah
Lanjut Nilma, sebagai langkah awal, kami sudah memprogramkan kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh kader yang telah di latih sebanyak 250 orang yang tersebar diseluruh Desa dan telah didapatkan hasil sementara sampai saat ini ada 405 terduga TBC yang ditemukan dan dinyatakan positif TBC sebanayak 14 orang, sebagai penguatan, petugas puskesmas akan melaksanakan kembali kunjungan rumah secara rutin serta Gerakan Ketuk Pintu ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menemukan orang terduga TBC demi memutuskan rantai penularan.
Di Kabupaten Mamuju Tengah tahun terakhir, kasus TBC sangat meningkat secara signifikan akan tetapi dengan peningkatan kasus tersebut belum memenuhi target kita, sekitar 5-10 orang di sekitar yang belum ditemukan dan diobati data pada tahun 2016, dari jumlah target penemuan kasus seharusnya dicapai berjumlah 130 kasus baru, akan tetapi jumlah yang dicapai 107. Data tahun 2017 jumlah penemuan kasus baru TBC meningkat sebanyak 165 kasus dari target 270 kasus dan pada tahun 2018 dari target yang diberikan sebanyak 372 kasus kami menemukan 204 penderita positif TBC dan telah tercatat setiap tahun ada pasien TBC yang meninggal dunia di akibatkan keterlambatannya ditemukan pasien tersebut dan ketidak teraturan dalam mengomsumsi obat.
Gerakan Ketuk Pintu ini diharapkan akan menjadi Gerakan masif yang tetstruktur dan berkesinambungan setiap tahun sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan dan kesadaran yang baik tentang penyakit TBC.
“Untuk menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut tentunya kami masih sangat membutuhkan kerjasama dan bantuan dari seluruh stakeholder yang ada lintas sektor terkait dalam menanggulangi TBC, karena yakin dan percaya Dinas Kesehatan tidak akan pernah bisa bekerja dan menyelesaikan hal tersebut tanpa peran dan kontribusi aktif semua pihak untuk memerangi penyakit menular yang mematikan”. Tutupnya
Ysn Hms/ns