Sama Lansia Tapi Tidak Sama Rasa, Hidup Layak kakek Solihin Belum Di Rasa oleh Kakek Imade Sted

Mateng, newssulawesi.com – Bupati Kabupaten Mamuju tengah (Mateng) Belum lama ini telah meluncurkan Bantuan kemanusiaan kepada keluarga Kakek Solihin berupa Bedah Rumah, kakek Lansia yang tinggal di Desa Polo camba tersebut dulunya hidup di gubuk derita di temani seorang nenek, Sitti huda. Kini hidupnya terasa jauh lebih layak dan nyaman, setelah mendapatkan bedah rumah bantuan langsung dari Pribadi Bupati Mamuju tengah.

Itulah Nasib kalau Tuhan berkehendak tiada sulit baginya, karna Hanya lantaran Viralnya kakek Solihin di Medsos,Nasib keberuntungan berpihak kepada keluarga tersebut.

Namun apa yang di rasakan keluarga kakek Solihin Saat ini, belum tentu nasib baik berpihak kepada semua lansia yang tergolong miskin alias serba kekurangan yang ada di Mamuju tengah.
Dimana ada tiga kepala keluarga yang ada di kecamatan Topoyo, ibarat undian nasib, mereka belum beruntung, seperti yang di alami keluarga kakek Imade Sted seorang Lansia yang tinggal di Desa Paraili, hanya karena faktor administrasi sehingga keinginan Imade Sted untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah khususnya jamban keluarga, sampai saat ini belum terwujudkan.

Lain juga halnhya yang di alami keluarga Marwiah dan Wahyuddin, kedua Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di dusun Kalubibing Desa Pangalloang Kecamatan Topoyo yang kini harus menelan Pil Pahit kekecewaan lantaran di janji bedah rumah tapi sampai saat ini belum terealisasi.

Menurut kedua kepala keluarga tersebut, sering kali petugas datang mendata dan dapat jepretan kamera dengan dalih bantuan bedah rumah namun semuanya belum membuahkan hasil.

Menurut Salmiah (Janda jompo) tiap tahunnya,dirinya di data namun jangankan bantuan bedah rumah seliterpun bantuan Raskin tidak pernah di dapatkan.

“Memang pak kalau di lihat saya tidak dapat bantuan karena saya tinggal di belakan rumah yang tersambung langsung dengan rumahnya anak, jadi di sangkanya orang saya tinggal serumah, buktinya kami punya KK sendiri,karena saya sering sakit-sakitan jadi dinding tengah rumah di buka, dulunya tertutup pak,ungkap Marwiah.

Hal yang sama di paparkan oleh pasutri Wahyuddin dan Salabiah, dirinya merasa di peralat karena setiap tahunnya petugas pendataan rajin datang kerumah tetapi ujung-ujungnya orang lain yang mendapatkan.

“Inne Ana,maroa caleg mako di sapo tapi haranga punna namakoa di TPS mampili, dotaimo’ dai’mowa’di sapo mangngala lipa’ kubungkus kalaeku matindowa’naung manyamangngia,apa hee,tau kasi’Inne mujanji,jangan di lupa janjimu,mua’dai’mako,jujur inne ana,Pemerintah tidak adil dan pilih kasih,”Papar Salabiah (Istri Wahyuddin)pada awak media, Rabu,27/03/2019.

Seringnya didata tapi lagi-lagi nasib keberuntungan belum berpihak kepada ketiga keluarga tersebut,sehingga ketiga kepala keluarga Imade Sted,Marwiah dan Wahyuddin merasa kecewa akibat bantuan yang di turunkan pemerintah pusat dan daerah masih di tengarai dengan keperpihakan.

“tidak tau sudah banyak datang di rumah mendata baik,di dalam rumah,muka belakan habis semua di foto tapi ujung-ujunnya ana,biar BPJS Gratis tidak dapatka kasi’jadi kalau keluarga sakit terpaksa di rawat di rumah saja,soalnya mau ke Rumah Sakit tidak punya biaya ana,sementara pekerjaan hanya tani,itupun kebunnya orang kita garap buat hidup sehari hari,”ungkapnya.

Wahyuddin berharap semoga pemerintah tidak sekedar datang mencatat dan berjanji,akan tetapi betul betul di buktikan,kalau memang tidak ada jalan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah,ya, damo simata mujanji kasi,na,apa kecewakittu masarakat kecil seperti yaku kasi’ ampe uddenirumpa.

“terus terang Ana’kami petani kecil,tanpa bantuan pemerintah kami tidak bisa apa-apa ana,jadi biar sedikit kami juga bersyukur.contohnya,meskipun bantuan bibit jagung di kelompok tani kita beli tapi murah ana’,daripada harga di toko mahal misalnya di kelompok tani, Bibit bantuan kita hanya bayar,Rp.80.000/bks isi 5 Kg. tapi Syukurma ana’biar satu kali setahun tapi cukup membantu daripada semuanya kita beli di toko jauh lebih mahal”jelas wahyuddin.

(Anwar)