Kepala Kankemenag Mateng : Jika Ada Aliran Mulai Meresahkan Kami Bersama Tim Pakem Akan Melakukan Pembinaan
Tobadak(Mateng) – Masyarakat Topoyo, Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah (Mateng), mulai merasa resah dengan kehadiran Ajaran Wahabi Salafi.
Sebab ajaran ini seringkali dianggap oleh mayoritas Islam di Indonesia bertentangan dengan ajaran Islam.
Tak terkecuali di Mateng sendiri, kini mulai sering diperbincangkan oleh sebahagian warganya, bahkan mulai merasa resah dengan kehadiran Ajaran yang dianggap ajaran Wahabi, yang bahkan kini telah memiliki Pondok dan mesjid sendiri.
Seperti sala satu Warga Topoyo yang tak ingin disebutkan Namanya, Ia sala satu pengurus Mesjid yang ada di Topoyo.
dirinya mengaku Ajaran Wahabi tersebut Wahabi sering kali diperbincangkan, baik dalam pasar maupun dalam mesjid setelah usai melakukan Sholat.
“Iya Wahabi sudah ada di Mateng, ini sering kali kita diskusikan dipasar maupun selesai sholat di Mesjid.” Ujarnya.
Sekarang sudah banyak anak-anak muda yang ikut belajar, karena sudah ada sekolahnya, pesantren, ada juga Mesjidnya, bahaya sekali anak-anak pemahaman seperti itu, sebentar belajar sudah pintar mengharam-haramkan dan membid’ah-bid’ah kan. Bebernya.
Ditempat berbeda, Salah satu Warga Topoyo yang juga seorang pengurus dan panitia disalah satu Mesjid di Topoyo, Hasanuddin mengungkapkan kekewatirannya mengenai Ajaran Wahabi ini.
Menurutnya, pemahaman seperti itu adalah hak setiap orang, hanya saja kata Pak Randa, sapaan Hasanuddin, harus menghargai orang lain yang beda pemahaman dan keyakinan, sebab jika pemahaman Wahabi ini dipaksakan ke orang lain, akan menimbulkan kegaduhan, Ungkap Pak Randa.
Randa menambah bahwa aliran di Islam itu memang sangat banyak, tetapi kata dia tidak mesti harus merasa paling benar sendiri diantara pemahaman yang lain.
“Apa lagi kalo gampang sekali mengkafirkan dan membid’ah-bid’ahkan sesama muslim, kita sendiri di Mateng ada tradisi dari nenek moyang kita, tapi bukan berarti kita menduakan ALLAH SWT, itu hanya tradisi, seperti Siara kubur, Maulitan, Sholawat dan lalain, mari kita saling menghargai, jangan saling memaksakan keyakinan.” Ujar Pak Randa. Kepada awak media beberapa hari lalu.
“Memang ajaran Wahabi ini sudah sering dibicarakan, dan saya dengar pesantrennya itu ada di Daerah Bayor, Kecamatan Topoyo.” Tambahnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Drs. H. Mulyadi Rasyid .M.Pd, saat dikonfirmasi dikantornya, Selasa 10 Maret 2022 mengungkapkan.
Jika benar ajaran itu memang mengandung unsur ingin memecah belah umat, apalagi sesama, akan Ia tindak lanjuti bersama Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat dan Keagamaan Masyarakat (Pakem) dengan melakukan pembinaan.
Apalagi kata dia, jika sudah sampai membuat Masyarakat mulai resah dengan kehadirannya.
Gimana tanggapannya kanda, jika ajaran Wahabi ini betul sudah merambah di Mateng dan mulai meresahkan warga, karena pada ajarannya dianggap suka membid’ah-bid’ahkan dan tak membolehkan maulid serta mengharamkan ke kuburan.?
“Kalo memang ada ajaran atau aliran-aliran yang mulai meresahkan warga karena diduga akan menimbulkan perpecahaan, apalagi antar sesama Islam seperti yang kita sampaikan, akan kita tindaki, dengan melakukan pembinaan-pembinaan. “Mari kita sama-sama menjaga persatuan saling menghargai.”
Yang jelas lanjut Mulyadi, bukan hanya ajaran ini saja, semua ajaran apapun yang menimbulkan perpecahan, yang mudah menyalahkan apalagi merasa ajarannya paling benar sendiri, kita tidak inginkan, kalo ada akan kita lakukan pembinaan kebawah.
“Kita tidak ingin ada perpecahan hanya karena beda keyakinan. Marilah kita sama-sama saling menghargai, saling menjaga keyakinan dan kepercayaan masing-masing, apalagi sesama muslim, mari kita sama-sama, agar kita menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini”, Harapnya.(/*)